Beranda | Artikel
Amalan-amalan Umrah
Selasa, 16 Agustus 2016

AMALAN-AMALAN UMRAH

Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, kami memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan dari keburukan perbuatan kami. Barangsiapa yang memperoleh petunjuk Allah, maka tidak seorang pun dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak seorang pun dapat menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah semata tanpa sekutu apa pun bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya.

Selanjutnya, risalah ringkas ini saya beri judul amalan-amalan umrah dan haji, serta hal-hal lain yang termasuk dalam perkara-perkara penting yang dibutuhkan oleh orang yang melaksanakan ibadah umrah dan haji, dengan pemaparan yang mudah untuk dipahami dan ringkas.

Kepada Allah jualah aku bermohon agar menjadikan risalah ini bermanfaat bagi kaum muslimin, serta menjadikannya sebagai amal yang ikhlash untuk Allah Ta’ala semata.

RANGKAIAN PELAKSANAAN UMRAH

  1. Ihram
  2. Tawaf
  3. Sa’i
  4. Mencukur rambut atau memendekkannya.

PERTAMA : IHRAM

  1. Mandi dan mengenakan wangi-wangian, seandainya hal tersebut mudah untuk dilakukan oleh anda. Kemudian mengenakan pakaian ihram, yaitu berupa kain dan selendang, dengan kepala yang terbuka bagi pria. Sedangkan bagi wanita tetap dengan pakaiannya yang disyariatkan, menutup wajahnya dengan sesuatu yang tidak terbayang saat dilihat pria, dan tidak mengenakan sarung tangan di kedua tangannya.
  2. Berdiri menghadap kiblat, dan mengucapkan : “Labbaikallahumma bi umrah (Aku penuhi panggilan-Mu “Ya Allah” dengan mengerjakan umrah)” di miqat-miqat[1]. Sedang bagi yang kuatir terjadi sesuatu yang dapat menghalanginya dari pelaksanaan seluruh rangkaian haji, maka hendaklah ia mempersyaratkan niatnya dengan mengucapkan : “Allahumma mahilli haitsu habastani (Ya Allah, tahallulku di tempat Engkau membuat aku terhalang)”. Kalaulah ia mendapati suatu keadaan yang menjadikan halalnya ia dari keadaan ihram sebelum ia menyempurnakan rangkaian hajinya, maka tidaklah ada masalah baginya.
  3. Keraskan suara anda dalam bertalbiyah dengan mengucapkan :

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Aku penuhi panggilan-Mu “Ya Allah”, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat hanyalah milik-Mu, begitu pula kerajaan. Tidak ada sekutu bagi-Mu

Larangan-larangan ihram :

  1. Bersetubuh dan segala hal yang mengundang ke arah itu.
  2. Berbuat maksiat.
  3. Perdebatan bathil.
  4. Bagi pria mengenakan pakaian berjahit dan penutup kepala.
  5. Mengenakan wangi-wangian.
  6. Mencukur rambut.
  7. Memotong kuku.
  8. Berburu binatang buruan darat.
  9. Berkhutbah.
  10. Dan melakukan akad nikah.

Hal yang diperkenankan selama berihram :

  1. Mandi sekalipun dengan membasahi kepala, menggosok badan dan kepala, hingga menyisirnya walaupun ada rambut yang terjatuh darinya.
  2. Berbekam.
  3. Mencium tumbuh-tumbuhan yang harum.
  4. Memotong kuku yang rusak.
  5. Mencabut gigi.
  6. Berteduh dengan segala yang dikehedaki selama tidak menyentuh kepalanya, seperti kemah, atau pohon, atau pelindung cahaya matahari lainnya.
  7. Mengecangkan ikat pinggang kainnya dan mengendurkannya saat dibutuhkan.
  8. Mengenakan sandal.
  9. Memakai cincin, jam tangan dan kacamata.
  10. Mencuci pakaian ihram atau menggantinya, berdasarkan firman Allah Ta’ala,

يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ  سورة البقرة

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Al-Baqarah/2:185).

KEDUA : TAWAF

  • Hentikanlah ucapan talbiyah jika anda telah sampai di Mekkah, dan berwudhulah. Jika anda hendak masuk Masjidil Haram maka dahulukan kaki kanan anda, sambil mengucapkan :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Ya Allah semoga shalawat tercurah atas Muhammad, Ya Allah bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.”

Kalau anda telah melihat Ka’bah maka angkatlah kedua tangan anda, dan berdoalah dengan doa yang anda kehendaki, atau ucapkanlah :

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ

Ya Allah, Engkau adalah Maha Selamat, dan dari Mu-lah segala keselamatan, maka hidupkanlah kami ‘Wahai Rabb kami’ dengan penuh keselamatan.

  • Bertawaflah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 (tujuh) putaran dengan bahu bagian kanan anda dalam keadaan terbuka, dilakukan dengan mempercepat langkah pada 3 (tiga) putaran pertama di dalam tawaf ini saja. Awal tawaf dimulai dari sudut Hajar Aswad sambil mengucapkan, “Allahu Akbar” dan menciumnya seandainya hal itu memungkinkan bagi anda, atau dengan memberikan isyarat dengan tangan kanan kepadanya. Namun anda jangan berhenti di sudut Hajar Aswad, kalau anda hendak menciumnya,  dan jangan mendesak-desak orang untuk itu hingga anda melukainya. Usaplah Rukun Yamani setiap kali sampai, jika hal itu memungkinkan bagi anda tanpa mengecupnya, memberi isyarat serta tanpa mengeraskan suara anda dalam berzikir dan berdoa saat bertawaf. Kemudian berdoa di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad :

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka.”

  • Pergilah ke lokasi maqam Ibrahim dan tutuplah pundak kanan anda. Lalu bacalah:

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلّىً

Dan jadikanlah maqam Ibrahim tempat shalat.”

Kemudian shalatlah dua raka’at di belakang maqam Ibrahim jika memungkinkan, sekalipun agak jauh darinya. Seandainya tidak memungkinkan juga, maka dapat dilakukan di lokasi mana pun sekitar Masjidil Haram. Bacalah surat “Qul Ya Aiyuhal Kafirun” pada raka’at pertama dan “Qul Huwallahu Ahad” pada raka’at ke dua.

  • Pergilah ke arah air zam-zam, minum dan tuangkanlah airnya ke atas kepala anda. Selanjutnya kembalilah ke Hajar Aswad, lalu kecuplah jika anda sanggup melakukannya atau jika tidak cukup dengan memberikan isyarat dengan tangan ke arahnya sambil bertakbir.

KETIGA : SA’I

  • Berjalanlah ke arah Shafa, jika anda telah hampir dekat dengannya, maka bacalah:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

Sesungguhnya Shafa dan Marwah termasuk syi’ar-syi’ar Allah

أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ

Aku memulai dengan apa yang Allah memulai darinya.”

Seandainya anda sudah naik di atas bukit Shafa, lalu lihatlah ke arah Ka’bah jika hal itu memungkinkan bagimu, dan menghadaplah ke arah qiblat, lalu tauhid (tahlil) dan takbir (agungkan)lah Allah (yaitu ucapkanlah Allahu Akbar “Allah Maha Besar”, pent.) sebanyak 3 (tiga) kali. Seraya mengucapkan :

لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لََهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قديرٌ . لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ ، أنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ

Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya segala kerajaan dan hanya milik-Nya segala pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata, Dia telah memenuhi segala janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan berbagai pasukan-pasukan (tentara musuh) dengan sendirian.”

Dan berdoalah di antara itu dengan mengangkat kedua tangan anda, lalu ucapkan bacaan semacam ini sebanyak 3 (tiga) kali.

  • Berjalanlah ke bukit Marwah, dan percepatlah langkah (dengan berlari-lari kecil, pent.) diantara 2 (dua) pilar hijau.
  • Lakukanlah saat berada di Marwah seperti yang telah anda lakukan di atas bukit Shafa, dari mulai menghadap kiblat, bertakbir dan mentauhidkan-Nya, serta berdoa. Seandainya saat bersa’i, anda berdoa dengan doa :

رَبِّ اغْفِرْ وارْحَمْ ، إنَّكَ أنْتَ الأعَزُّ الأكْرَمُ

Ya Rabb, Ampunilah dan rahmatilah sesungghnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Mulia.

Maka itu baik.

  • Sa’i dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 7 (tujuh) kali, terhitung perginya (dari Shafa ke Marwah, pent.) satu kali pelaksanaan dan kembalinya (dari Marwah ke Shafa, pent.) terhitung sebagai satu kali juga, sedangkan sa’i berakhir di Marwah. Dan jika anda hendak keluar dari Masjidil Haram maka dahulukan kaki kiri anda, seraya mengucapkan :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، للَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

Ya Allah semoga shalawat tercurah kepada Muhammad. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu akan karunia-Mu.

KEEMPAT : MENCUKUR

  • Cukur habislah rambut anda seluruhnya, yang demikian itu lebih utama (afdhal). Atau dipotong pendek seluruhnya, seandainya waktu haji sudah dekat. Sementara bagi wanita, dipotong rambutnya sedikit saja.

Selesailah rangkaian pelaksanaan umrah maka kenakan pakaianmu, selanjutnya anda halal melakukan segala sesuatu yang sebelumnya diharamkan karena ihram.

Catatan :

  • Siapa yang berihram untuk melaksanakan Haji Ifrad atau Haji Qiran, maka bertahallullah untuk mendapatkan pahala umrah sebagai implementasi dari perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat bersabda :

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ لَيْسَ مَعَهُ هَدْيٌ فَلْيَحِلَّ وَلْيَجْعَلْهَا عُمْرَةً

Siapa dari kalian yang tidak berkurban, maka bertahallullah, dan jadikanlah ia sebagai umrah.

[Disalin dari الحج المبرور  Penulis  Syaikh  Muhammad bin Jamil Zainu, Penerjemah : Mohammad Khairuddin Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad.Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2009 – 1430]
______
Footnote
[1] Miqat bagi penduduk Syam adalah Juhfah (Rabigh), dan untuk penduduk Najed adalah Qarnul Manazil, sedang bagi penduduk Yaman adalah Yalamlam, adapun untuk penduduk Madinah adalah Dzul Hulaifah yang disebut dengan Abar ‘Ali, dan terakhir bagi penduduk Irak adalah Dzatu ‘Irqin, dan kesemuanya berlaku bagi siapa saja yang melewatinya.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/5569-amalan-amalan-umrah.html